Jawa Barat – Mahasiswa asal Papua yang tengah studi diwilayah Jawa Barat, terkhusus di Kota Bandung dan sekitarnya diajak untuk tetap fokus pada kegiatan kuliah. Lebih-lebih, agar tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu atau ajakan oknum-oknum yang dapat menyesatkan ke hal-hal yang dapat menghambat proses kuliah, atau berdampak pada tindakan melanggar hukum. Ajakan ini disampaikan Tokoh Agama, Pdt. Efraim Weya, S.Th, kepada awak media.
“Mahasiswa Papua harus fokus belajar agar menjadi SDM yang unggul, kemajuan dan masa depan Papua bergantung kepada mereka” ungkap Efraim.
Mengingatkan agar Mahasiswa Papua tidak ikut dengan kelompok-kelompok yang tidak jelas yang hanya bisa membuat onar dan cuma diperalat oleh orang yang mengatasnamakan Papua Merdeka.
“Mahasiswa Papua jangan ikut dengan kelompok dan kegiatan yang tidak jelas itu, mereka cuma bisa buat onar tidak mengerti apa tujuan pemerintah membangun Papua”. tegas Efraim.
Menurut Pdt. Efraim, masyarakat dan mahasiswa Papua harus mensyukuri berkat Tuhan melalui tangan pemerintah dengan adanya program-program kebijakan Pemerintah terhadap Papua sudah nyata dirasakan manfaatnya terutama sektor ekonomi dan pembangunan.
Lebih lanjut Efraim mengatakan “Bahwasanya Putra-putra Papua yang dipercayakan Tuhan dan negara, terkhusus orang tua dan pemerintah Papua, harus menyadari bahwa keberadaan mereka untuk menempuh pendidikan, dalam rangka meningkatkan derajat dan ekonomi masyarakat Papua, yang lebih kecilnya ekonomi keluarga.”
“Pemuda Papua harus dapat belajar dan melihat kehidupan di luar Papua, agar menjadi contoh untuk dibawa ke sana. Di mana, masyarakat Jawa Barat yang tengah hidup dengan berjuta keberagamaan dan perbedaan, tapi kehidupannya sangat rukun,” kata Efraim.
Seluruhnya hidup rukun dan damai dalam kasih Tuhan di tengah hiruk-piruk masyarakat di Bandung ini.
“Hal ini dapatlah menjadi contoh agar pemuda-pemudi Papua dapat membawa konsep ini ke Papua, sekembalinya untuk menanamkan wawasan kehidupan berbangsa dan bernegara, tanpa membeba-bedakan suku, ras dan agama.” pungkasnya.