Habib Syakur: Kejadian Penyanderaan Intel di Semarang Cerminkan Pelecehan Demokrasi

Semarang – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi, angkat bicara terkait insiden penyanderaan seorang diduga anggota intelijen Kepolisian oleh massa aksi mahasiswa dalam unjuk rasa peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Semarang, Jawa Tengah.

Dalam keterangannya kepada media, Habib Syakur menyayangkan tindakan yang dinilainya tidak mencerminkan semangat demokrasi dan perjuangan moral mahasiswa.

Bacaan Lainnya

“Sangat disayangkan, ketika mahasiswa yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga etika demokrasi justru melakukan tindakan yang mengarah pada persekusi dan pelanggaran hukum. Intelijen adalah bagian dari sistem keamanan negara, bukan musuh rakyat,” ujar Habib Syakur, Jumat (2/5).

Habib Syakur mengingatkan bahwa aparat kepolisian, termasuk intelijen, memiliki tugas menjaga ketertiban dan memonitor situasi demi keselamatan bersama. Ia mengajak mahasiswa untuk tetap kritis namun menghindari tindakan main hakim sendiri yang justru mencoreng perjuangan itu sendiri.

“Jika ada dugaan pelanggaran oleh aparat, tempuh jalur hukum. Tapi jangan sampai semangat idealisme mahasiswa tercoreng oleh aksi-aksi anarkis dan penyanderaan. Ini bukan cara yang benar,” tegasnya.

Sebelumnya, akun Instagram @aliansimahasiswapenggugat mengunggah video yang memperlihatkan seorang pria yang diinterogasi oleh massa aksi. Pria tersebut mengaku bernama Yanto, berpangkat Brigadir dan merupakan anggota intelijen kepolisian. Dalam narasi unggahan, massa menyebut berhasil “menawan” seorang intel yang menyusup ke tengah aksi.

Habib Syakur juga mengimbau aparat kepolisian untuk terus menjalin komunikasi yang baik dengan peserta aksi dan elemen mahasiswa, guna menghindari benturan di lapangan.

“Negara ini dibangun di atas dialog dan penghormatan terhadap hukum, bukan provokasi dan perpecahan,” katanya.

Disisi lain, dia juga meminta aparat tegas kepada aparat Kepolisian terhadap para penyusup yang diduga sebagai provokator sengaja membuat kericuhan. Terlebih sejumlah provokator yang ditangkap menurut Polri diduga merupakan kelompok Anarko dan mahasiswa yang menyusup ke aksi buruh.

“Sangat disayangkan kejadian ini. Mahasiswa jangan mau ditunggangi Anarko,” pungkasnya.

Pos terkait